Sepenggal Haru
BRAK!!!



Larinya tertahan laju mobil. Dia rebah.
Aku berlari mencapainya melewati hiruk pikuk yang memadat. Dia tak bergerak. Panik. Air mata ku merebak.

"Bodoh! Bangun!", teriakku berulang-ulang. Ku tampar berkali-kali. Ku guncang tubuhnya, ku peluk. Kelopak matanya membuka.

"Bodoh! Kamu tahu aku selalu mengikuti apa mau mu! Perasaanku sudah ku simpan dalam saku! Kau tak perlu berlari untuk menjauhiku!", emosiku meledak. Dia tersenyum lemah.

"Kau benar-benar menyayangiku ya?", matanya menyapu wajahku.

"Dasar kau bodoh...", ku usap air mata ku.

"Jadi pacarku, ya...", digenggamnya tanganku.
Diberdayakan oleh Blogger.